Hati Kita Pun Perlu di-tune up!
Ada seorang ibu muda
jengkel karena suaminya ingin dilayani seperti boss dikantor, dan tidak mau
membantu pekerjaan rumah, padahal iapun harus ikut mencari nafkah untuk
keluarga mereka. Sering ia mengeluh dan kesal dengan wajah marah. Lama-kelamaan
ia memperhatikan, betapa jeleknya wajah orang saat marah. Dari situ didapatinya
sebuah ide.
Ia taruh beberapa cermin di setiap ruangan. Setiap ia ingin marah
ia bisa melihat dengan jelas wajahnya sendiri yang jelek di cermin. Cara itu
ternyata membuat ia cepat sadar, lalu berhenti marah. Lama kelamaan suaminya
merasa aneh dengan istrinya yang sering kali berhenti marah,… setelah beberapa
minggu berlalu,… anehnya,…. suaminya mulai ingin membantu pekerjaan-pekerjaan
rumah. Wowww dahsyat,….!!!
Dengan bercermin, orang bisa
menyadari kesalahannya. Dalam hidup rohani, bercermin artinya mengkoreksi diri,
memeriksa diri. Introspeksi. Menyelidiki apakah hati kita masih lurus di
hadapan Tuhan atau mulai terpikat pada jalan yang berdosa. Dalam kitab Ratapan
3, Yeremia menyatakan perlunya memeriksa diri. Perhatikan ungkapan yang ia
pakai. Menurutnya, seorang muda yang enerjik pun harus belajar “me-nanti dengan
diam” , “duduk sendirian dan berdiam diri” , “merebahkan diri dengan muka dalam
debu” , bahkan siap menanggung hukuman (Rat 3 : 32,33). Semuanya menyatakan
sikap merendahkan hati. Rela dikoreksi dan berpaling kepada Tuhan jika sudah
sesat.
Kesibukan dan rutinitas kerja bisa
membuat kita jarang memeriksa diri. Padahal setiap hari kita berbicara, juga
membuat rencana dan keputusan. Kapan terakhir kita merenungkan: apakah
perkataan saya menyakiti orang? Apakah rencana saya seturut dengan kehendak
Tuhan? Apakah keputusan saya bijak dan benar? Sama seperti mobil perlu
diperiksa (tune up) secara berkala agar kon-disinya tetap prima, hati kita pun
perlu di-tune up!
JANGAN MENUNTUT ORANG LAIN BERUBAH,
MULAILAH MENGKOREKSI DIRI, DAN MULAI MERUBAH DIRI KITA TERLEBIH DAHULU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar