Rabu, 09 Oktober 2013

Hati Kita Pun Perlu di-tune up!

Ada seorang ibu muda jengkel karena suaminya ingin dilayani seperti boss dikantor, dan tidak mau membantu pekerjaan rumah, padahal iapun harus ikut mencari nafkah untuk keluarga mereka. Sering ia mengeluh dan kesal dengan wajah marah. Lama-kelamaan ia memperhatikan, betapa jeleknya wajah orang saat marah. Dari situ didapatinya sebuah ide. 

Ia taruh beberapa cermin di setiap ruangan. Setiap ia ingin marah ia bisa melihat dengan jelas wajahnya sendiri yang jelek di cermin. Cara itu ternyata membuat ia cepat sadar, lalu berhenti marah. Lama kelamaan suaminya merasa aneh dengan istrinya yang sering kali berhenti marah,… setelah beberapa minggu berlalu,… anehnya,…. suaminya mulai ingin membantu pekerjaan-pekerjaan rumah. Wowww dahsyat,….!!!

Dengan bercermin, orang bisa menyadari kesalahannya. Dalam hidup rohani, bercermin artinya mengkoreksi diri, memeriksa diri. Introspeksi. Menyelidiki apakah hati kita masih lurus di hadapan Tuhan atau mulai terpikat pada jalan yang berdosa. Dalam kitab Ratapan 3, Yeremia menyatakan perlunya memeriksa diri. Perhatikan ungkapan yang ia pakai. Menurutnya, seorang muda yang enerjik pun harus belajar “me-nanti dengan diam” , “duduk sendirian dan berdiam diri” , “merebahkan diri dengan muka dalam debu” , bahkan siap menanggung hukuman (Rat 3 : 32,33). Semuanya menyatakan sikap merendahkan hati. Rela dikoreksi dan berpaling kepada Tuhan jika sudah sesat.

Kesibukan dan rutinitas kerja bisa membuat kita jarang memeriksa diri. Padahal setiap hari kita berbicara, juga membuat rencana dan keputusan. Kapan terakhir kita merenungkan: apakah perkataan saya menyakiti orang? Apakah rencana saya seturut dengan kehendak Tuhan? Apakah keputusan saya bijak dan benar? Sama seperti mobil perlu diperiksa (tune up) secara berkala agar kon-disinya tetap prima, hati kita pun perlu di-tune up!

JANGAN MENUNTUT ORANG LAIN BERUBAH, MULAILAH MENGKOREKSI DIRI, DAN MULAI MERUBAH DIRI KITA TERLEBIH DAHULU.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar