Senin, 24 September 2018

Kunjungan Satellite Workshop Samsara ke YHI Papua

Yayasan Harapan Ibu Papua menjadi salah satu organisasi yang di kunjungi oleh Satellite Workshop, bersama 10 orang peserta, dengan topik yang menarik yaitu Sexual Orientation Gender Identity Expression - Sex Characteristic (SOGIE-SC). (24/9)

Diskusi ini dikemas dengan metode yang sangat menarik, dan setiap peserta diberikan kesempatan untuk berbagi, bertanya dan menceritakan berbagai hal terkait dnegan topik yang di bahas.  

Kegiatan ini berlangsung selama kurang lebih 120 menit, yang di fasilitasi langsung oleh Tika yang juga menceritakan tentang kegiatan-kegiatan sebelumnya yang telah di lakukan, kegiatan ini tidak hanya di YHIP tetapi di beberapa komunitas dan di daerah lain juga yang ada di Papua dan daerah lainnya. 

Melalui kegiatan ini diharapkan semakin banyak informasi yang tersalurkan, dan setiap peserta maupun organisasi bisa menjadi perpanjangan informasi  kepada masyarakat dan komunitas.

Dengan perkembangan teknologi dan informasi saat ini melalui sosial media, menjadi menarik dan penting untuk topik ini di bagikan, karena sosial media merupakan salah satu alat alat yang efektif apalagi bagi remaja dan juga para pengguna sosial media lainnya.

Kegiatan ini sangat bermanfaat, dengan pengalaman dan pembelajaran baru yang diberikan oleh fasilitator dengan isu yang begitu menarik.  

Berikut beberapa penjelasan singkat tentang program Satellite Workshop yang di kutip dari laman samsaranews.com : https://samsaranews.com/2018/09/04/kunjungan-satellite-workshop-ke-wilayah-papua-dan-maluku/

Satellite Workshop merupakan salah satu program edukasi yang dilakukan oleh Samsara yang berfokus pada penjangkauan komunitas di luar Pulau Jawa. Nama Satellite diambil dengan pertimbangan bahwa akses terhadap informasi dan layanan kesehatan berbasis Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) masih banyak berpusat di Pulau Jawa, termasuk program dan kerja Samsara.
Kami akan melakukan perjalanan selama delapan minggu ke beberapa daerah di Papua dan Maluku. Rute yang akan kami ambil adalah Jayapura – Biak – Manokwari – Sorong – Ambon – Maluku Tengah – Kepulauan Buru – Maluku Utara. Bagi pihak yang berminat bergabung, akan tetapi berada di luar rute tersebut dapat tetap mengajukan permintaan workshop dengan mengisi form yang telah disediakan, atau menghubungi kontak yang tersedia. Dua orang fasilitator kami akan membantu komunitas/organisasi lokal untuk melakukan workshop dan diskusi terkait Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi. Mereka terdiri dari satu orang pegiat isu seksualitas dan gender dan satu orang lagi adalah seorang Bidan.
Program ini menyasar remaja dan perempuan dalam usia produktif. Kami akan bekerjasama dengan sekolah, gereja, komunitas remaja, komunitas pecinta alam, lembaga swadaya masyarakat, dan komunitas atau lembaga lain yang melibatkan laki-laki. Beberapa materi yang disiapkan untuk lokakarya dengan masyarakat di antaranya adalah:
  • Konsep Dasar Seks dan Gender, termasuk menjelaskan perbedaan keduanya dan bagaimana peran di antara laki-laki dan perempuan kemudian berkontribusi pada ekonomi dan kesehatan masyarakat.
  • Kesehatan Reproduksi, topik yang sangat diminati oleh remaja di sekolah dan asrama. Topik ini akan membahas mengenai fase-fase pubertas, menstruasi termasuk mengenai Menstrual Hygiene dan juga mengenai kehamilan.
  • Kesehatan Ibu dan Anak, merupakan topik yang banyak diminati oleh ibu-ibu di mana topik ini lebih banyak membahas terkait kesehatan selama masa kehamilan, pilihan melahirkan, ASI, kontrasepsi termasuk bagaimana melibatkan laki-laki atau suami dalam peran-peran pengasuhan dan selama masa kehamilan.
  • Pacaran Sehat dan Citra Tubuh Positif, adalah informasi yang ditujukan untuk remaja dan perempuan muda, yang membahas mengenai tanda-tanda hubungan atau relasi yang sehat, Kekerasan Dalam Pacaran (KDP), negosiasi dan pengambilan keputusan. Selain itu, topik ini akan diperkuat melalui pemahaman mengenai citra tubuh positif. Topik ini akan mengajak remaja dan perempuan untuk membangun citra tubuh positif mereka tanpa harus berpatokan dengan citra tubuh yang diciptakan oleh media.
  • Perkawinan Anak, menjelaskan mengenai siapa dan apa yang dimaksud dengan anak dan perkawinan anak, faktor pendorong perkawinan anak dan dampak perkawinan anak termasuk mengenai resiko kesehatan anak.
  • Kekerasan, membahas mengenai jenis-jenis tindakan kekerasan terhadap perempuan dan remaja termasuk di dalamnya mengenai bullying, Kekerasan Dalam Pacaran serta informasi terkait apa saja yang harus dilakukan jika kekerasan terjadi.
  • Kehamilan Tidak Direncanakan (KTD), akan membahas tentang pilihan apa saja yang dimiliki perempuan saat mengalami KTD dan apa saja dukungan yang dibutuhkan, serta kaitannya dengan aborsi tidak aman.
  • Pembuatan Pembalut Kain, topik ini merupakan topik baru pada Satellite Workshop tahun ini. Materi ini akan mengajak peserta untuk membuat pembalut kain dengan metode menjahit tangan dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan di rumah, seperti: kain katun (bisa jadi baju bekas), kain handuk (bisa dari handuk bekas), jarum, benang, kertas dan pensil.
Selain topik-topik di atas, Tim Satellite Workshop juga bisa menyediakan materi khusus berdasarkan kebutuhan jaringan/komunitas lokal atau atas permintaan organisasi untuk peningkatan kapasitas stafnya. Topik khusus lainnya adalah (a) Hak Asasi Manusia, (b) SOGIE (Sexual Orientation, Gender Identity and Expression) (c) HIV-AIDS (d) Asuhan Pasca Keguguran (e) Otoritas Tubuh dll..

Dengan adanya kegiatan ini, semoga dapat membangun pemahaman masyarakat dan komunitas tentang isu-isu menarik, salah satunya SOGIE-SC yang menjadi topik pembahasan hari ini. 





Minggu, 09 September 2018

YHIP: Remaja Putri Zaman Now diskusi Kekerasan Berbasis Gender

Pentingnya pelibatan remaja putri sebagai generasi milenial untuk terlibat dalam isu Kekerasan Berbasis Gender. Maraknya teknologi yang saat ini begitu lekat dengan generasi masa kini (generasi jaman now), menjadi salah satu upaya untuk memanfaatkan mereka sebagai perpanjangan informasi dan sebagai upaya percepatan kesetaraan gender.

Diskusi ini dilakukan oleh Yayasan Harapan Ibu Papua, bagi kelompok remaja putri di Kampung Yakonde, bersama 15 orang remaja putri dengan latar belakang pendidikan dan kehidupan sosial yang berbeda-beda.

Menyadari bahwa pentingnya melibatkan generasi muda untuk bergerak dalam berbagai isu-isu persoalan yang ada, salah satunya Kekerasan Berbasis Gender.
Tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan, tidak hanya terjadi di dalam rumah tangga namun pada saat pacaran, bahkan sampai terjadi pembunuhan. Generasi muda saat ini di ajak untuk memiliki keasadaran kritis dalam melihat berbagai persoalan yang terjadi.

Setiap daerah dengan situasi yang berbeda-beda untuk penyelesaian kasus kekerasan yang terjadi, baik persoalannya maupun perlakuan dan penanganannya. Ada yang di bawah ke rana hukum namun ada yang hanya sampai pada penyelesaian secara adat, atau bahkan ada yang tidak ada penyelesaian sama sekali, namun tidak cukup memberikan efek jerah bagi pelaku.

Kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran setiap individu remaja putri tentang kekerasan-kekerasan yang mungkin selama ini tidak di sadari atau bahkan yang sudah dialami namun tidak bertindak.

Penting juga bagi perempuan agar menyadari bahwa kegiatan ini bukan untuk membuat perempuan merasa lebih hebat, atau bahkan menjadi pelaku kekerasan, tetapi juga penting bagi perempuan mengintrospeksi diri untuk mampu menghindari hal-hal yang berpotensi terjadinya kekerasan dan merugikan diri sendiri.

Seperti yang di kutip dari salah satu laman perempuanjurnalis.com yaitu :

Perjuangan perempuan untuk membebaskan diri dari belenggu ketidakadilan gender ternyata masih panjang. Meskipun pemerintah sudah menetapkan aturan affirmative action yang menyaratkan agar keterlibatan perempuan di ranah public sebanyak 30 persen, tapi pada kenyataanya perempuan yang berkiprah di ranah publik hanya berkisar 10 persen. Itu artinya, hingga saat ini perempuan masih berkutat dengan urusan domestik.

Padahal saat ini, perempuan dituntut menjadi seorang yang mandiri yang tidak selalu tergantung dengan suami. Selain itu, perempuan juga dituntut untuk memiliki kebebasan untuk menentukan sikap, mengambil keputusan dan mengembangkan diri. Di samping itu, perempuan juga dituntut bisa mengaktualisasikan diri, sesuai dengan kebutuhannya sesuai dengan potensi dan kemampuannya. 



Gender merupakan konstruksi sosial atau yang biasa disebut sebagai jenis kelamin sosial yang sejatinya dibentuk oleh masyarakat, namun dapat dirubah, berbeda dengan jenis kelamin biologis yang tidak dapat dirubah dan dipertukarkan.

Menurut, Santrock (2003: 365) mengemukakan bahwa istilah  gender  dan seks memiliki perbedaan dari segi dimensi. Isilah seks (jenis kelamin) mengacu pada dimensi biologis seorang laki-laki dan perempuan, sedangkan gender mengacu pada dimensi sosial-budaya seorang laki-laki dan perempuan. 

Semoga kedepan lebih banyak generasi muda yang terlibat dan dilibatkan dalam upaya Kesetaran Berbasis Gender dan lebih banyak perempuan yang dapat menyuarakan serta sadar akan tindakan-tindakan ketidakadilan gender. 

Dan diharapkan melalui media sosial remaja putri mampu berbagi informasi dengan sesama pengguna sosial media, agar informasi KBG tidak lagi dirasa asing dan benar-benar memberi manfaat bagi setiap individu yang menjadi penerima informasi maupun pemberi informasi. 











Jumat, 07 September 2018

Mentoring Jurnalis Warga Kota Jayapura Ke VII

Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara, melalui Forum Jurnalis Warga Kota Jayapura melakukan pertemuan mentoring ke VII bagi 12 orang jurnalis warga, kegiatan ini dilakukan di ruang pertemuan Kantor Yayasan Harapan Ibu Papua.

Pertemuan ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap bulan, dengan topik dan isu yang berbeda-beda.

Jurnalis warga saat ini berkembang dengan begitu pesat, bahkan dapat dilihat pada media-media online yang digunakan saat ini baik facebook, website maupun jenis sosial media lainnya, sehingga di harapkan setiap anggota JW mampu membuat berita berdasarkan fakta.

Pentingnya peran dan partisipasi jurnalis warga dalam berbagai isu serta persoalan-persoalan yang terjadi, di harapkan JW mampu memberikan warna tersendiri untuk satu perubahan yang lebih baik.

Anggota JW berasal dari latar belakang yang berbeda, sehingga melalui forum ini, tidak hanya sebatas pertemuan untuk membahas tentang media namun  menjadi tempat berbagi dan belajar bersama.

Situasi dan kondisi Kota Jayapura dengan berbagai isu permasalahan yang berbeda-beda, terkadang memberikan tantangan tersendiri kepada setiap anggota JW untuk membuat berita.

Pada setiap mentoring, selalu di awali dengan berbagi bersama, yaitu setiap individu diberikan kesempatan untuk menceritakan tentang pengalaman-pengalaman  pribadi serta tantangan-tantangan dalam menulis berita, agar menjadi informasi dan pemikiran bersama agar saling memotivitas dan mencari solusi bersama pada setiap persoalan yang ditemui.

Pada pertemuan kali ini, Koordinator JW mempresentasikan hasil berita yang di posting melalui sosial media facebook. Memberikan apresiasi untuk beberapa peningkatan, serta kontribusi anggota yang sejauh ini terlibat dalam penulisan. Namun disisi yang berbeda, masih ada beberapa isu yang kurang, sehingga di harapkan setiap anggota mampu terlibat aktif dalam menulis isu-isu yang menjadi persoalan saat ini, dan tidak terbatas di Kota Jayapura.

Sebagai salah satu upaya mengatasi persoalan di atas maka, pada kesempatan kali ini setiap anggota diberikan tugas untuk membuat tulisan berdasarkan latar belakang aktifitas individu dengan tidak menutup kemungkinan untuk tetap menuliskan berita-berita dengan isu lainnya. Pembagian ini, untuk menumbuhkan kepercayaan diri serta keterlibatan setiap orang dalam membuat berita.

Dibawah ini adalah isu-isu yang diberikan kepada setiap anggota JW yaitu :

Isu-isu yang menjadi topik adalah :
1. Pendidikan
2. Kekerasan Berbasis Gender
3. Budaya
4. Hukum
5. Olahraga
6. Jurnalis warga
7. Ekonomi
8. Kesehatan
9. dll

Beberapa hal yang di hasilkan dari pertemuan ini yaitu :

1. Adanya pembagian tugas setiap anggota JW untuk menulis berita
2. Pembuatan Profil Anggota JW Tifa Kota Jayapura
3. Rencana Pembuatan seragam JW
4. Mentoring Ke VIII pada tgl 20 September 2018
5. Adanya diskusi dan sharing bersama sesama anggota JW

Foto Bersama