Rabu, 04 Juli 2018

Saya Menjadi Pekerja Seks sejak umur 15 Tahun.

Gadis itu tersenyum, dengan wajah yang manis, memberi salam dan memeluk kala itu. Kami duduk dengan bangku kecil dan tepat di depan kompor seolah menikmati aroma ikan goreng yang menunggu matang malam itu.

Mengenalnya sejak beberapa tahun terakhir ketika menjadi bagian dari komunitas yang didampingi. tidak merasa canggung, begitu asik sebelum akhirnya diskusi kami sampai pada pertanyaan-pertanyaan yang awalnya mungkin sulit untuk dijawab. Namun pada akhirnya dia seolah begitu nyaman menceritakan tentang kisahnya.

Gadis kelahiran jayapura 2000 ini bercita-cita ingin menjadi guru namun karena keadaan yang begitu sulit, terpaksa harus berhenti sekolah saat duduk di bangku SMA. anak sulung dari 4 orang bersaudara, tinggal bersama ibu yang hanya seorang buru cuci pakaian, dan memberi makan hewan peliharaan tetangga untuk mendapatkan upah.

Hidup serba kekurangan, dengan kondisi ekonomi yang begitu sulit seolah memaksanya berada di jalur yang tidak di harapkan. Menjadi pekerja seks sejak usia 15 tahun, untuk memenuhi kebutuhan dan membantu  perekonomian keluarga adalah sesuatu yang tidak pernah terbayangkan hingga saat ini. Saat teman-teman seuisianya belajar dan bergaul dengan lingkungan sekolah, dia tidak merasakan keadaan demikian.

"Saya kerja begini dari umur 15 tahun, sebenarnya hanya ingin coba, tetapi saya pikir dengan begini bisa membantu juga, bisa beli baju dan hp trus bantu mama deng ade-ade juga".

Keinginannya kembali bersekolah masih ada, untuk mewujudkan cita-citanya sejak kecil, namun kesulitan untuk biaya sekolah membuatnya mengubur dalam-dalam harapannya apalagi saat ini, ada 3 orang adik yang membutuhkan biaya pendidikan sehingga mereka alasan untuk dia tetap bekerja meski begitu sulit.

"saya sedih kalau lihat teman-teman ke sekolah, ato kuliah trus dengan keluarga yang berada, kadang saya menangis, kenapa saya hidup begini, dan malu juga".

Tidak cukup sampai disitu, saat ini gadis kecil ini sedang mengandung 4 bulan, tanpa suami dan harus berjuang sendiri. Berusaha menyembunyikan dari keluarga, karena takut jika ketahuan, disisi lain tidak ingin menambah beban ibunya. Apalagi saat ini dia tidak bisa bekerja karena kehamilannya.

"Saya harap anak saya bisa lahir, dan tidak menjadi seperti mamanya, dia harus jadi anak pintar dan berguna. dan semoga dia tidak menyesal punya ibu kayak saya".

Meski berhadapan dengan situasi yang sulit, tidak sedikitpun keinginannya untuk menggugurkan kandungannya, dan dia percaya bahwa satu saat nanti akan ada laki-laki yang mau menerima keadaannya.

Menjadi pekerja seks di usia yang masih snagat muda, bukanlah impiannya, namun situasi seolah membawanya ke tahap yang begitu sulit. Berjuang untuk keluarga dan diri sendiri adalah alasan terbesarnya. Meski kadang harus berhadapan dengan kenyataan-kenyataan bahkan penolakan dan caci maki.



Perjuangannya sebagai perempuan terkadang tak mendapat nilai plus, ketika berhadapan dengan berbagai komentar negativ apalagi ketika perempuan menjadi pekerja seks. Bahkan, meski begitu sulit menghadapi situasi yang terkadang memaksanya untuk tetap kuat, namun masih harus berhadapan dengan stigma dan diskriminasi dari lingkungan sekitar.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar